rel="colorSchemeMapping">

Monday, January 31, 2011

Visit Lampung Indonesia

Lampung Barat
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Minggu, 05 April 2009 18:01
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan Taman Nasional terbesar ke –3 di Pulau Sumatera, dengan luas – 358.800 Ha, membentang dari ujung Selatan Provinsi Lampung bagian barat hingga bagian Selatan Provinsi Bengkulu. Diujung selatan Taman Nasional ini terdapat Danau Menjukut yang dipisahkan dengan laut hanya oleh pasir pantai selebar puluhan meter. Sementara bagian tenggara, selatan dan barat Taman Nasional ini di kelilingi olehlautan yaitu perairan Teluk Semangka, Tanjung China dan Samudera Indonesia
 
Tampang/Tanjung Mas, Danau Menjukut dan Belimbing
Minggu, 05 April 2009 18:00
tampang - menjukut - belimbingTempat ini merupakan kawasan yang ideal untuk melakukan kegiatan penjelajahan hutan dan pantai, susur sungai, foto hunting, olahraga air dan pengamatan flora dan fauna. Tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi yaitu Danau Menjukut, Way Sleman, Way Blambangan, Teluk Belimbing, Mercu Suar di Belimbing dengan ketinggian 70 meter buatan Pemerintah Kolonial Belanda Tahun 1879, Airstrip yang dibuat pada masa perang dunia ke II, Sawang Bajo, Savana Kotaban, Bandeng dan Enclave Pemekahan. Tampang dapat ditempuh dengan motor laut dari Kota Agung dengan waktu tempuh 6 jam. Cottage dan dermaga tersedia di Belimbing.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:29 )
 
Lembah Suwoh
Minggu, 05 April 2009 18:00
lembah suwohYang menarik di daerah ini adalah sumber mata air panas yang berasal dari gunung api l;ama, dengan letusan-letusan lumpur panas yang berpindah-pindah. Juga terdapat 4 buah danau yang letaknya berdekatan dan berbedakarakteristiknya satu sama lain yaitu : Danau Asam, minyak, lebar dan belibis. Kawasan suwoh dapat di capai dari Banding atau Kuncoro ( 15 Km dari Kota Agung) dengan kendaraan roda dua.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:32 )
 
Kubu Perahu
Minggu, 05 April 2009 18:00
kubu perahuDaya tarik wisata yang ada di wilayah ini adalah hutan hujan tengah yang masih asli dengan dua buah air terjun yaitu Sepapa Kanan (20 m) dan Sepapa Kiri ( 60 m). flora yang dapat dijumpai diantaranya adalah 59 jenis anggrek alam. Fasilitas yang ada di kubu perahu yaitu bumi perkemahan, jalan setapak, pondok kerja, shelter dan MCK. Kawasan ini terletak 7 Km dari Kota Liwa, Ibukota Kabupaten Lampung Barat, dapat dicapai dengan kendaraan umum dan dilanjutkan dengan jalan kaki menuju air terjun.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:33 )
 
Danau Ranau
Minggu, 05 April 2009 18:00
danau ranauDanau Ranau merupakan Danau terbesar kedua di Sumatera, terletak di Desa Lombok , Sukau atau 37 Km dari Kota Liwa Ibukota Kabupaten Lampung Barat. Luas Danau ini – 44 Km2 di kelilingi perbukitan dan Gunung Seminung. Aktifitas yang dapt dilakukan adalah berperahu, berenang , menikmati udara sejuk dan keindahan alam danau. Cottage terletak di tepi danau bagian utara ( Wisma Pusri dan di banding Agung ) di wilayah Sumatera Selatan.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:34 )
 
Perkebunan Damar
Minggu, 05 April 2009 17:59
perkebunan damarDamar adalah salah satu produk unggulan dari Kabupaten Lampung Barat. Jenis damar mata kucing adalh salah satu yang llangka di dunia dan satu-satunya di Indonesia . Kebun damar adalh perkebunan rakyat yang di usahakan secara turun-temurun bahakan ada yang mencapai usia 70 tahun. Lokasi kebun yaitu di sepanjang Pesisir Lampung Barat dari Selatan Sampai Utara. Panjat Damar adalah salah satu atraksi menarik yang dilombakan pada Festival Teluk Setabas, pesta Pariwisata masyarakat Lampung Barat.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:36 )
READ MORE - Visit Lampung Indonesia

Visit Lampung Indonesia

Lampung Timur
Resort Way Kanan
Minggu, 05 April 2009 18:06
resort way kananWay Kanan adalah termasuk dalam wilayah Taman Nasional Way Kambas dengan lokasi 13 km dari Pintu Gerbang (Plang Ijo). Di sepanjang jalan itu pengunjung yang beruntung akan dapat melihat satwa liar yang berkeliaran atau melintas di jalan.

Way Kanan adalah surga bagi pencinta alam dikarenakan flora dan faunanya.

Kawasan ini juga merupakan lokasi Sumateran Rhino Sanctuary yaitu Proyek Penelitian Pembangunan Populasi Badak Sumatera di habitat aslinya serata penelitian Populasi Harimau Sumatera.

Kegiata yang dapat dilakukan adalah Trekking di hutan Rimba atau berperahu motor kehulu atau hilir sungai untuk mengamati Flora dan Fauna denagn dipandu petugas.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:40 )
 
Taman Nasional Way Kambas
Minggu, 05 April 2009 18:05
way kambasWay Kambas merupakan Suaka alam dataran rendah dengan luas - 1300 km , dapat dicapai 2 jam berkendaraan dari kota Bandar Lampung melintasi daerah perkebunan Bergen dan Situs Purbakala Pugung Raharjo, perkebunan lada serta perkampungan asli Lampung.

Pusat latihan Gajah terletak di Desa Karangsari atau 8 Km dari Plang Ijo, yaitu Pintu Gerbang T.N. Way Kambas dengan jalan aspal yang juga merupakan batas wilayah taman Nasional dengan perladangan Penduduk desa.

Arena peryunjukan gajah menampilkan pertunjukan menarik seperti gajah berjoget, berdiri di tonggak, melangkahi orang dll.

Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya safari gajah, foto hunting, naik kereta gajah dll. Fasilitas yang tersedia yaitu : Musholla, Parkir, Persanggraha, arena atraksi, kios cenderamata dll.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:42 )
 
Perkampungan Asli Desa Wana
Minggu, 05 April 2009 18:05
desa wanaDesa Wana merupakan salah satu dari tujuh Desa inti kediaman dari masyarakat Lampung Melinting. Arsitektur tradisional berupa rumah panggung khas masyarakat Lampung Melinting masih cukup banyak terlihat di desa ini.

Tarian yang cukup populer sejak lama yang berasal dari daerah ini yaitu Tari Melinting yang biasanya di pertunjukan saat menerima kunjungan tamu atau Wisatawan.

Suasana dan nuansa kehidupan khas masih sangat terasa, berikut acara-acara tradisi yang masih dilaksanakan masyarakat setempat, seperti upacara perkawinan, pertemuan adat dan lain-lain.

Desa Wana terletak 7 km dari jalur Bandar Lampung – Way Kambas masuk dari simpang Desa Sribhawono, kurang lebih 67 km dari kota Bandar Lampung.
READ MORE - Visit Lampung Indonesia

Visit Lampung Indonesia

Lampung Selatan
Teluk Lampung
Minggu, 05 April 2009 17:46
teluk lampungMenikmati indahnya pemandangan bawah laut, serta mesranya bercumbu dengan berbagai jenis ikan, udang, kerang serta biota laut llainnya merupakan anugerah yang tiada tara , semuanya ini dapat anda nikmati dipantai Teluk Lampung. Dengan luas sekitar 1.888 km+ dan kedalaman laut berkisar 10 s/d 30 meter, serta memiliki sejumlah pu;au-pulau kecil, dengan pantainya yang bersih dan asri menjadikan Teluk Lampung sebagai obyek wisata pilihan bagi Wisatawan yang gemar menyelam dan memancing. Teluk Lampung yang berada di Selatan Kota Bandar Lampung sangat mudah dicapai hanya dalam waktu kurang dari satu jam.

Beberapa Club Selam di Bandar Lampung dengan penyelam yang telah memiliki sertifikat Internasional siap memandu anda untuk menikmati indahnya Teluk Lampung.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 07:22 )
 
Pulau Sebuku & Sebesi
Minggu, 05 April 2009 17:45
pulau sebesiBagi anda yang ingin mengenal Krakatau lebih dekat, maka Pulau Sebesi adalah tempat yang cocok untuk mengamati aktifitas gunung Anak Krakatau. Pulau Sebesi dengan luas 1600 Ha adalah Pulau yang terdekat dangan anak Krakatau . Pulau ini juga dikenal sebagai tempat Wisata buru, dengan fasilitas yang telah tersedia ; Pesanggrahan dan cottage.

Pulau Sebuku terletak diantara Pulau Sebesi dan Canti. Sebuku Lunik dengan pantai yang bersih dan landai sangat cocok untuk berenang atau sekedar santai menikmati panorama laut.

Transportasi menuju Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku menggunakan kapal motor reguler dari Dermaga Canti dengan waktu tempuh 1,5 jam.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 07:25 )
 
Kepulauan Krakatau
Minggu, 05 April 2009 17:41
Sejarah Singkat

krakatauKepulauan Krakatau (Rakata, Sertung, Panjang) merupakan sisa dari pulau gunung berapi yang disebut Krakatau Purba, mempunyai diameter 11 km dan tinggi 2 km (tercatat pada Javanees Book of Kings) yang diperkirakan meletus dan terpecah menjadi 3 gugusan Pulau pada sekitar Abad VI.

Krakatau timbul sebagai gunung berapi yang aktif sampai mencapai ketinggian 830 meter dengan diameter 5 km.

Aktifitas gunung berapi dimulai secara teratur pada bulan Mei sampai bulan Agustus 1883. Pertama kali meletus dari arah puncak Perbuatan yang didahului dengan rangkaian gempa bumi dan pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1883 terjadi letusan dahsyat yang terdengar sampai 4500 km dari titik letusan, antara lain di Australia Selatan, Ceylon dan Filipina.

Pada waktu itu terjadi ombak pasang yang sangat besar setinggi 40 meter yang menghancurkan 295 desa dengan membawa korban lebih dari 36.000 orang meninggal, khususnya disekitar daerah Selat Sunda, Pantai Teluk Lampung. Material yang dimuntahkannya lebih kurang 18 km kibik, dengan debu yang beterbangan mencapai ketinggian 80 km dari permukaan laut dan mengakibatkan keadaan gelap total selama 22 jam.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 07:36 )
Selanjutnya...
 
Pantai Wartawan
Minggu, 05 April 2009 17:39
pantai wartawanLokasi pantai menempati areal sempit antara jalan lingkar Gunung Rajabasa, lereng gunung dan laut. Sebuah sumber air panas berada pada sisi pantai karang kaki bukit gunung botak yang terus menerus mengeluarka uap panas (suhu air laut 80 - 100 C ), payung pantai, kamar bilas, MCK dan rumah makan / ikan bakar, serta cottage pada lereng gunung pada bagian utara pantai. Tersedia penyewaan pancing dan alat snorkel serta perahu. Lokasi tempat rekreasi ini terletak di Way Muli 14 Km dari Kalianda dan 30 Km dari simpang Gayam pada jalur Bakauheni – Bandar Lampung. Pantai Wartawan dan sekitarnya di harapkan untuk berkembang menjadi Desa Wisata dengan pandangan lepas ke arah gugusan Krakatau .
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 07:38 )
 
Sumber Air Panas Way Belerang
Minggu, 05 April 2009 17:39
Terletak di kaki Gunung Rajabasa - 4 Km dari pusat kota Kalianda yang berhawa sejuk. Tempat rekreasi ini merupakan tempat pemandian yang sangat cocok untuk menjaga kesehatan kulit dan kesegaran tubuh. Komplek pemandian ini dilengkapi dengan kamar bilas, kamar ganti, sarana parkir, kios-kios penjual makanan dan minuman.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 07:40 )
 
Resort Wisata Laguna Helau
Minggu, 05 April 2009 17:38
laguna helauResort pantai ini terletak dikota Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, merupakan resort alam pantai dengan fasilitas tersedia berupa family cottage dilengkapi dengan dapur dan perlengkapannya (kitchen ware, dining table,dll).

Cottage-cottage berarsitektur sumatera bagian selatan dengan ciri khas ruangan yang luas dan terbuka terutama pada beranda. Sebuah rumah makan tersedia bagi pengunjung menyediakan makanan ringan dan sea food. Setiap cottage terdiri dari 2 kamar dan 4 tempat tidur di bangun dengan konstruksi kayu. Letak pantai menghadap ke selatan Teluk Lampung dengan latar belakang pulau-pulau termasuk gugusan krakatau. Laguna Helau hanya berjarak 30 Km dari Bakauheni atau 57 Km dari kota Bandar Lampung.
READ MORE - Visit Lampung Indonesia

Visit Lampung Indonesia

Bandar Lampung
Berikut ini adalah lokasi-lokasi wisata yang ada di wilayah Kota Bandar Lampung. Apabila anda merasa perlu untuk lebih mengenal Kota Bandar Lampung, silahkan klik di sini.

Museum Sai Bumi Ruwa Jurai
Minggu, 05 April 2009 17:30
museum lampungMuseum lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata sejarah yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Terletak dijalan z.a. pagaralam 5 kilometer disebelah utara pusat kota tanjungkarang dan hanya 400 meter dari terminal bus rajabasa.

koleksi yang dapat dijumpai adalah benda-benda hasil karya seni, keramik dari negeri siam dan china pada zaman dinasti ming, stempel dan mata uang kuno pada masa penjajahan belanda dll. Koleksi-kolksi tersebut berjumlah 2.893 buah meliputi benda-benda geologi, biologi, etnografi, arkeologis, dan lainnya.

Museum ruwa jurai dibuka setiap hari kecuali senin dan hari-hari besar.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 28 April 2009 02:40 )
 
Pasar Seni
Minggu, 05 April 2009 17:29
Pasar Seni bandar lampung terletak di lapangan enggal pada komplek gelanggang olahraga saburai, merupakan pusat-pusat kegiatan bagi seniman.

Terdapat panggung terbuka yang sering dipergunakan menggelar pentas musik, tari dan festival, dan pondok-pondok tempat menjual benda-benda hasil kerajinan, lukisandan makanan khas daerah.
 
Pusat Penjualan Buah-buahan dan Makanan
Minggu, 05 April 2009 17:29
pusat jajananPusat buah-buahan dan makan ini terletak di daerah rangai pada batas kota bagian selatan menuju pelabuhan ferry bakauheni dan kota kalianda.

Berbagai kios menawarkan oleh-oleh khas daerah seperti buah-buahan, keripik pisang, kemplang dan lain-lain bagi pengunjung yang akan kembali ke jakarta / pulau jawa terutama mereka yang menggunakan kendaraan pribadi / paket wisata.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 07:03 )
 
Kerajinan dan Makanan Khas Lampung
Minggu, 05 April 2009 17:28
kerajinan lampungKain tapis merupakan kain khas lampung yang ditenun dari benang sutera, kapas atau serat nenas dan dikerjakan secara manual. Kain yang dihasilkan itu disulam dengan benang emas atau benang perak sulam polos dengan berbagai motif. Motif dan benang yang digunakan akan menunjukkan nama dari tapis tersebut.

pusat kerajinan dan penjualan kain tapis serta sulaman khas lainnya seperti sulam usus dapat diperoleh di sanggar tapis, gallery dan toko-toko cinderamata di kota bandar lampung, kota bumi dll.

disamping itu dikenal pula satu kerajinan batik di lampung yaitu sebage yang mempunyai ragam khas dan corak warna dengan berbagai variasi motif. Bahan dasar yang di pergunakan adalah sutera dan katun.

Makanan khas lampung seperti sambal, lempok, keripik pisang dll dapat diperoleh di toko-toko yang menjual makanan khas asli lampung yaitu disekitar klenteng telukbetung, supermarket, hotel dll.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 07:09 )
 
Rumah Khas / Rumah Adat
Minggu, 05 April 2009 17:26
rumah adat lampungDengan budayanya yang khas, masyarakat lampung diwilayah kota bandar lampung juga masih memiliki bangunan-bangunan rumah tradisional / adat yaitu :

  • Rumah tradisional / adat dikampung ulok gading, rumah ini merupakan kediaman pemuka adat dari salah satu kebandaran dalam struktur adat lampung peminggir/sebatin. Bentuk veranda / teras, tangga rumah, tata letak kamar dan dapur yang khas serta berbagai pusaka / isi rumah diset sebagaimana adanya, sehingga kita dapat melihat / mengetahui dengan jelas dan utuh tentang kekhasan rumah tersebut.

  • Rumah tradisional / adat di kampung kedamaian, merupakan rumah peninggalan suatu keluarga besar dari pemuka adat / buay nuwat lampung pubian (pubian telu suku). Pertemuan kekerabatan dan musyawarah adat pada waktu-waktu tertentu sering dilaksanakan

Kawasan hutan kota terletak 5 km arah barat pusat kota bandar lampung yaitu pada sebuah lembah di gunung betung dengan ketinggian 700 m diatas permukaan laut dikelilingi oleh bukit-bukit yang hijau. Kawasan ini diperuntukan bagi para pencinta alam, berhawa sejuk dan pemandangan yang indah dengan kegiatan yang dapat dilakukan yaitu lintas alam dan berkemah.
READ MORE - Visit Lampung Indonesia

Visit Lampung Indonesia

Metro
Kota Metro
pawai budaya metroKota Metro semula merupakan ibukota Kabupaten Lampung Tengah, namun sejak terpecahnya Kabupaten ini menjadi beberapa Kabupaten dan Kota, maka Metro berubah setatus sebagai Kota dan tidak lagi menjadi Ibukota Kabupaten Lampung Tengah. Metro merupakan salah satu kota besar di Lampung disamping Bandar Lampung, Kotabumi.

Semula kota ini berkembang dari adanya Program Transmigrasi dan pembukaan lahan oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang terletak antara daerah bukaan Trimurjo dan Pekalongan sekarang. Pada masa itu Metro atau Meterm (Belanda = pertengahan) merupakan tempat pemukiman para Transmigrasi dari Pulau Jawa dalam rangka pembukaan irigasidan persawahan yang dilakukan Pemerintah kolonial Belanda.
Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 14 April 2009 08:54 )
 
Metro Kota Transmigrasi
Minggu, 05 April 2009 18:07
kota transmigrasiDaerah ini kala itu merupakan bagian Order Afdeling Sukadana Keresidenan Lampung. Sebagai bagian dari Order Afdeling / Kewedanaan, wilayah ini di pimpin oleh seorang Kepala Distrik dalam rangka mengatur Tata Pemerintahan bagi Daerah yang baru di buka tersebut dengan pengiriman/transmigrasi Penduduk dari Pulau Jawa dikenal dengan istilah Kolonisasi. Dan sesuai dengan perkembangan Penduduk serta kebutuhan pemukiman maka pada lokasi tersebut berdirilah Kota Metro pada tahun 1936 berikut perangkat-perangkat pemerintahannya.

Kini Metro telah berkembang menjadi sebuah kota besar dengan segala sarana dan prasarana kotanya, jaringan bus antar kota / Provinsi di Jawa, Hotel dan lain-lain cukup tersedia bagi keperluan pengunjung yang menuju kota ini.

Sebuah Masjid besar akan terlintas oleh pengunjung yang melakukan perjalanan ke Taman Nasional Way Kambas / Sekolah Gajah. Sebuah kanal irigasi membentang dari dam Argoguruh sepanjang 15 Km (dibuat tahun 1931 oleh Pemerintah Kolonial Belanda ) Membelah kota bagian selatan.
READ MORE - Visit Lampung Indonesia

Mother Teresa Biography

Mother Teresa Biography

Biography of Mother Teresa. History, life story and facts about Mother Teresa and information on her accomplishments in Calcutta, India.
Mother Teresa Biography
Is Jesus Really God?   Discover the Evidence From Scholars About Jesus' Claims to be God  www.Y-Jesus.com/God
My Life in a Harem   Author Jillian Lauren's provocative memoir of her time in a harem.  www.jillianlauren.com
Preschool Activities   Interactive Books For Your Kids 26+ Million Parents Used It  Kids.EducationalTechnologies.com
Mother Teresa - A Lesson of Love
Mother Teresa played role of mother for all those suffering from diseases, who were unwanted in society and had no one to look after them. She taught the world lesson of love and humanity and also taught to believe in God.

There is an adage in India "Swami Tinhi Jagachaa Aai-vinaa Bhikaari" i.e. "If you don't have mother to love you, you are no more than a beggar even if you are a king of earth and heaven". It is believed that it was impossible for the creator (God) to take care of (and be with) us for all the time, so he created mother who could take care of us right from our birth, who could play the role of our friend, teacher, guardian, nurse, protector etc. We (most of us) are lucky to have mother who showers blessings and love on us, but there are some who could never see their mother, who never received even a single word of love from their mother, who lived all their lives in misery and had no one around when they were suffering and were waiting for death... (The list is endless) A pious soul from Albania who made her abode in India became mother for all those who were alone and suffering.

In what country was Mother Teresa born?
Agnes Gonxha Bojaxhiu (Mother Teresa’s real name) was born to Nikola and Drane Bojaxhiu as their youngest child on August 26, 1910 in Skopje, Macedonia.

Childhood
From her childhood, Agnes attended prayers and received first communion when she was five years old. She followed the message of love throughout her childhood. Agnes and her family faced a tragedy when she was just eight years old, her father died leaving the family in financially weak situation. Drane not only played the role of a mother, she also became father for her children and helped them develop good characters. As under her mother's influence and guidance of a priest, Agnes became more interested in missionary work.

Agnes decided to become a nun to carry out missionary work and spread the message of love and humanity in the world. She became a Catholic Missionary nun (1928) and changed her name from Agnes to Teresa, which was influenced from the name of Saint Therese of Lisieux. She joined the Irish order 'The Sisters of Loretto', which is known for their missionary work in Indian subcontinent. Further she was sent to Calcutta on 6 January 1929, to carry out the missionary work in India where she worked as a teacher at St. Mary's High School. On 24 May 1937, Sister Teresa made Final Profession of Vows to become 'Spouse of Jesus For The Eternity' and became 'MOTHER TERESA'. She continued her work till 1944 when she was made Principal of the school. Further, few months later, she was diagnosed of Tuberculosis and was sent to Darjeeling for treatment. When she was on her way to Darjeeling, she received a call which she explained ‘A call from within’, she was ordered to serve poor people living in misery and who had no one to share their troubles, their children had no clothes, no food and had no hopes of better life. This shook Teresa and appealed her so much that she resigned from the St. Mary's High School and also from the Sisters of Loretto to serve those who needed her most.

Teresa started going into slum areas and educate people (children as well as adults) where there were no schools for them. She saw that there were no basic facilities such as clinics and hospitals for the poor people in the slums, so she learned basic medication and started treating those who couldn't afford medications. Her efforts appealed some of her formal pupils and they formed a group, which is known as 'Missionaries of Charity'. This group further started a facility wherein they brought the people who were dying on the streets and had no one to look after them. People started joining the noble cause and donation was flooded on the name of the center that was working under Mother Teresa. Mother Teresa used this donation and the force of thousand of missionaries who had joined her, to establish centers for those in need all around the world. Mother Teresa even pioneered in building a center for those suffering from AIDS and provided shelter to thousands of patients.

Mother Teresa stood as an icon of peace, love, and service to humanity and soon became a known personality for her work all over the world. She also received about 124 prestigious awards such as: 'Padmashree Award' (in 1962 from the President of India), 'John F. Kennedy International Award-1971', 'Bharat Ratna' (Jewel of India), 'Order of Merit' from Queen Elizabeth, 'Nobel Peace Prize - 1979' (the prize money of which, she had requested to be donated to poor people), 'The Pope John XXIII Peace Prize', 'Medal of Freedom' (which is highest US Civilian award) and few more.

Near 1980, Mother Teresa started Homes for those women who had no one, prostitutes, orphanages, drug addicts, people suffering from various incurable diseases etc. and in 1985 a new Home for those who were suffering from AIDS was established.

All her life, Mother Teresa helped and served people suffering from diseases, people struck by calamities, those who were unwanted in society. She even challenged people not to choose an option of abortion and said "Do not kill the child, I want the child, give the child to me!" All her life, she stood, acted and carried all the responsibilities of a mother for all those who needed her, soothed those who were in pain, gave a smile to those who had no hopes from life. She traveled to places where nature’s fury had killed thousands of people and thousands of people had lost everything, she helped them and brought them to the Homes she had established for them.

Love, humanity, serving others selflessly, to hold hand of those who have no one are the greatest lessons we should learn from Mother Teresa. She taught us to believe in GOD for he is the only one who cares for us even when we forget him or curse him when we are in trouble.

Mother went on for the journey of eternity on 5th September 1997 at Calcutta leaving orphan once again to her followers and all those who loved her.
READ MORE - Mother Teresa Biography

Sejarah Imlek

Sambutan Tahun Baru Cina di Chinatown, London.
hewan Cabang bumi Tanggal
Tikus 19 Februari 1996 7 Februari 2008
Sapi chǒu 7 Februari 1997 26 Januari 2009
Macan yín 28 Januari 1998 14 Februari 2010
Kelinci mǎo 16 Februari 1999 3 Februari 2011
Naga chén 5 Februari 2000 23 Januari 2012
Ular 24 Januari 2001 10 Februari 2013
Kuda 12 Februari 2002 31 Januari 2014
Kambing wèi 1 Februari 2003 19 Februari 2015
Monyet shēn 22 Januari 2004 8 Februari 2016
Ayam yǒu 9 Februari 2005 28 Januari 2017
Anjing 29 Januari 2006 16 Februari 2018
Babi hài 18 Februari 2007 5 Februari 2019
Lampion merah digantung selama perayaan Tahun Baru Imlek sebagai makna keberuntungan
Kalender lunisolar Tionghoa menentukan tanggal Tahun Baru Cina. Kalender tersebut juga digunakan di negara-negara yang telah mengangkat atau telah dipengaruhi oleh budaya Han (terutama di Korea, Jepang, dan Vietnam) dan mungkin memiliki asal yang serupa dengan perayaan Tahun Baru di luar Asia Timur (seperti Iran, dan pada zaman dahulu kala, daratan Bulgar).
Dalam kalender Gregorian, Tahun Baru Cina jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. Dalam kalender Tionghoa, titik balik mentari musim dingin harus terjadi di bulan 11, yang berarti Tahun Baru Cina biasanya jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik mentari musim dingin (dan kadang yang ketiga jika pada tahun itu ada bulan kabisat). Di budaya tradisional di Cina, lichun adalah waktu solar yang menandai dimulainya musim semi, yang terjadi sekitar 4 Februari.
Tanggal untuk Tahun Baru Cina dari 1996 sampai 2019 (dalam penanggalan Gregorian) dapat dilihat di tabel di atas, bersamaan dengan shio hewan untuk tahun itu dan cabang duniawinya. Bersamaan dengan daur 12-tahun masing-masing dengan shio hewan ada daur 10-tahun batang surgawi. Setiap surgawi dikaitkan dengan salah satu dari lima elemen perbintangan Cina, yaitu: Kayu, Api, Bumi, Logam, dan Air. Unsur-unsur tersebut diputar setiap dua tahun sekali sementara perkaitan yin dan yang silih berganti setiap tahun. Unsur-unsur tersbut dengan itu dibedakan menjadi: Kayu Yang, Kayu Yin, Api Yang, Api Yin, dan seterusnya. Hal ini menghasilkan sebuah daur gabungan yang berulang setiap 60 tahun. Sebagai contoh, tahun dari Tikus Api Yang terjadi pada 1936 dan pada tahun 1996.
Banyak orang mengacaukan tahun kelahiran Tionghoa dengan dengan tahun kelahiran Gregorian mereka. Karena Tahun Baru Cina dapat dimulai pada akhir Januari sampai pertengahan Februari, tahun Tionghoa dari 1 Januari sampai hari imlek di tahun baru Gregorian tetap tidak berubah dari tahun sebelumnya. Sebagai contoh, tahun ular 1989 mulai pada 6 Februari 1989. Tahun 1990 dianggap oleh beberapa orang sebagai tahun kuda. Namun, tahun ular 1989 secara resmi berakhir pada 26 Januari 1990. Ini berarti bahwa barang siapa yang lahir dari 1 Januari ke 25 Januari 1990 sebenarnya lahir pada tahun ular alih-alih tahun kuda.

[sunting] Sejarah

Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.

[sunting] Mitos

Puisi Tahun Baru Cina tulisan tangan ditempel pada pintu ke rumah orang, di Lijiang, Yunnan, Cina.

Menurut legenda, dahulu kala, Nián () adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri merka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. DIpercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".[1][2]
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh 鸿钧老祖 atau 鸿钧天尊Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.

[sunting] Salam

Sekitar masa tahun baru orang-orang memberi selamat satu sama lain dengan kalimat:

[sunting] Tahun Baru Imlek di Indonesia

Di Indonesia, selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur yang fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002 (12 Februari 2002), Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Sukarno Putri.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Referensi dan pranala luar

READ MORE - Sejarah Imlek

Sejarah Hari Valentine

Beberapa para ahli mengatakan bahwa asal mula Valentine itu berkaitan dengan St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang menolak melepaskan agama Kristen yang diyakininya.
Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksanaan 'undian cinta'. Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan : "Dari Valentinemu".
Sementara itu, ada cerita lain yang mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun 496 Masehi, pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentine.
Akhirnya secara bertahap 14 Februari menjadi hari khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine menjadi idola para pecinta. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah sederhana, semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang ini dilakukan acara pertemuan besar atau bahkan permainan bola.
Di AS, Miss Esther Howland tercatat sebagai orang pertama yang mengirimkan kartu valentine pertama. Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan.
Perlahan semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan menular pada masyarakat di seluruh dunia dibumbui dengan versi sentimental tentang makna valentine itu sendiri. Bahkan anak-anak kecil pun tertular dengan wabah ini, mereka saling berkirim kartu dengan teman-temannya di sekolah untuk menunjukkan rasa sayang mereka.
Sejarah Hari Valentine
Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan 'Feast of Lupercalia.'
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Di bawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.
Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.
Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.
Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.
Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine.
Kisah St. Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan ia bukan satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Ia berpikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena menganggap ini adalah ide aneh, St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan.
Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.
Di hari saat ia dipenggal,14 Februari, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan: "Dengan Cinta dari Valentinemu."
Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Tradisi Valentine
-- Selama beberapa tahun di Inggris, banyak anak kecil didandani layaknya orang dewasa pada hari Valentine. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah sambil bernyanyi.
-- Di Wales, para pemuda akan menghadiahkan sendok kayu pada kekasihnya pada hari kasih sayang itu. Bentuk hati dan kunci adalah hiasan paling favorit untuk diukir di atas sendok kayu tersebut.
-- Pada jaman Romawi kuno, para gadis menuliskan namanya di kertas dan memasukkan ke dalam botol. lalu para pria akan mengambil sah satu kertas tersebut untuk melihat siapakan yang akan menjadi pasangan mereka dalam festifal tersebut.
-- Di Negara yang sama, para gadis akan menerima hadiah berupa busana dari para pria. Jika ia menerima hadiah tersebut, ini pertanda ia bersedia dinikahi pria tersebut.
-- Beberapa orang meyakini bahwa jika mereka melihat robin melayang di udara saat hari Valentine, ini berarti ia akan menikah dengan seorang pelaut. Sementara jika seorang wanita melihat burung pipit, maka mereka akan menikah dengan seorang pria miskin. Namun mereka akan hidup bahagia. Sementara jika mereka melihat burung gereja maka mereka akan menikah dengan jutawan.
-- Sebuah kursi cinta adalah kursi yang lebar. Awalnya kursi ini dibuat untuk tempat duduk seorang wanita (jaman dahulu wanita mengenakan busana yang sangat lebar). Belakangan kursi cinta dibuat untuk tempat duduk dua orang. dengan cara ini sepasang kekasih bisa duduk berdampingan.
-- Pikirkan lima atau enam nama pria (jika Anda wanita) atau lima atau enam nama wanita (jika Anda pria) yang ingin Anda nikahi. Lalu putralah setangkai apel sambil menyebut nama tersebut satu per satu. Anda akan menikah dengan nama yang anda sebut saat tangkai tersebut lepas dari buahnya.
-- Petiklah sekuntum bungan dandelion yang tengah mengembang. Tiuplah putik-putik pada bunga tersebut, lalu hitunglah putik yang tersisa. Itu adalah jumlah anak yang akan Anda miliki setelah menikah.
-- Jika Anda memotong sebuah apel pada tengahnya dan menghitung jumlah biji di dalamnya, ini juga bisa menunjukkan jumlah anak yang akan Anda miliki setelah menikah.
Terlepas dari semua tradisi dan mitos Valentine tersebut, hari Valentine tetap jadi hari yang dinanti sebagian orang. Meski untuk menunjukkan rasa sayang tak perlu harus menunggu sampai 14 Februari dan tak harus selalu membanjiri yang tersayang dengan hadiah, karena perhatian dan kasih sayang bisa kita wujudkan setiap hari. Semoga kasih sayang selalu melimpahi kita setiap hari!




READ MORE - Sejarah Hari Valentine

Sejarah Imlek

Makna dan Legenda Barongsai

Tercipta akibat Akulturasi Budaya

Oleh : Suganda Satyaguna *)

PERTUNJUKAN tari Singa atau Barongsai yang kian marak merupakan khas budaya etnis Tionghoa. Tak dapat dipungkiri bahwa kesenian Barongsai ini sangat banyak disukai dan mampu menarik perhatian penonton. Pada masa kampanye Pemilu'99 yang baru lalu banyak partai-partai politik menggunakan Barongsai sebagai daya tarik kampanye.

Kesenian ini jelas berasal dari negeri Tiongkok yang kemudian dibawa ke berbagai pelosok dunia olep para imigran Tionghoa, termasuk ke Nusantara pada masa yang lampau. Namun sayang sekali informasi mengenai asal-usul, makna, maupun legenda mengenai kesenian Barongsai ini sangat minim, sehingga timbul berbagai penafsiran atau kesimpang-siuran.

Berbicara mengenai kesenian Barongsai tentu tak lepas dari kata kesenian yang merupakan bagian dari kebudayaan. Namun sebelum melangkah lebih lanjut, perlu kiranya kita memahami definisi kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diolah dalam pikiran, diwujudkan dalam perilaku benda yang dihasilkan.

Jadi Barongsai merupakan cermin dari pola pikir orang Tionghoa yang terwujud dalam pertunjukan kesenian Barongsai. Namun bagaimana sesungguhnya pola pikir orang Tionghoa itu?

Menurut Wu Chenxu, Guo Licheng dan Ye Deming dalam bukunya Zhongguo de Fengsu Xiguan (Taipei 1977) menyatakan bahwa bangsa Tionghoa adalah bangsa yang mengutamakan kebersamaan dan tidak bersifat individualis.

Seorang bijak pada masa Tiongkok kuno mengatakan bahwa bila ingin hiburan, maka bersenang-senanglah tetapi usahakanlah agar jangan sendirian, tetapi bersama-sama orang lain. Bermain Barongsai jelas merupakan suatu hiburan, tetapi tak mungkin dilakukan sendirian. Permainannya juga dilakukan bersama-sama dan butuh kerja sama yang baik.

Bila ada seorang pemain yang kurang bisa mengimbangi akan mempengaruhi gerakan orang lain. Jadi Barongsai memadukan kebersamaan antar pemain dan juga hiburan bagi semua orang Tionghoa dan kaum keturunannya di seluruh dunia. Barongsai sendiri berasal dari kata Barong dan Sai.

Secara umum mungkin kita dapat menduga bahwa terdapat hubungan antara kata Barong yang ada di pulau Bali. Keduanya mempunyai perwujudan dan kemiripan. Kesimpulannya bahwa Barong berasal dari bahasa Indonesia dan kata Sai dalam bahasa Tionghoa dialek Fujian (Hokkian) berarti Singa.

Terlihat jelas bahwa telah terjadi akulturasi Budaya dibidang bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Tionghoa dalam dialek suku Hokkian. Ini dapat dimengerti karena bangsa Tionghoa yang datang ke Indonesia sekitar abad 16 adalah dari suku Hokkian. (Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Djambatan, Jakarta 1970). Sedangkan sejak kapan, dimana,
dan bagaimana kata Barongsai ini mulai digunakan, masih perlu diteliti oleh pakar Antropologi Budaya.

Dalam bahasa Tionghoa Nasional atau Guoyu atau Mandarin, Barongsai disebut Shi Wu (tari Singa). Legenda Barongsai juga terdiri dari beberapa versi. Pertunjukan aliran apapun dari Barongsai senantiasa menampilkan adegan Barongsai mengejar bola warna merah.

Penampilan pertunjukan Barongsai biasanya dilakukan pada akhir penutupan tahun baru Imlek, yaitu tanggal 15 dan 1 menurut penanggalan Tionghoa tradisional penanggalan candra sangkala. Di klenteng-klenteng, kuil, maupun vihara dikunjungi umatnya berpuja bakti dan merayakan festival Cap Go Meh.

Pada festival ini ditampilkan berbagai pertunjukan kesenian dan salah satunya kesenian Barongsai. Semarak bunya petasan juga menambah meriah suasana. Atraksi Barongsai di tengah suasana Cap Go Meh sangat meriah dibandingkan saat suasana lain. Atraksi Barongsai keliling desa biasanya diiringi dengan keahlian para pemain. Di hampir setiap pintu rumah, Barongsai datang memberi hormat dan tuan rumah menyambutnya. Biasanya tuan rumah sering memberi ang pau (amplop merah berisi uang) sebagai tanda terima kasih atas kunjungannya.

Barongsai juga merupakan makhluk Adi Kodrati yang dapat memberi kemakmuran dan kebahagiaan. Namun seiring perkembangan zaman yang begitu pesat, atrasi Barongsai banyak yang dimodifikasi. ***
READ MORE - Sejarah Imlek

Sejarah Imlek

Sejarah dan Tradisi Perayaan Imlek

Dirayakan Sejak Kaisar Chin Che Huang

PERAYAAN tahun baru penanggalan Imlek hanya tinggal sepuluh hari lagi, memasuki tanggal 1 bulan 1 tahun 2551 imlek. Warga Tionghoa akan merayakan kedatangan tahun baru kali ini dengan Shio Naga. Di pasar-pasar sudah mulai terlihat aksesoris, yang menjadi ciri khas perayaan tahun baru Imlek tersebut, seperti kartu tahunbaru, lampion, mercon, kue keranjang bulat, jeruk bali, bunga bue imitasi dan berbagai aksessoris lainnya.
Dari kitab-kitab tua berbahasa mandarin, bahwa perayaan tahun baru Imlek bukanlah tradisi sekarang, akan tetapi sudah diwariskan ratusan tahun yang lalu. Dan perayaan itu awalnya dimulai dari daratan Tiongkok, seperti yang ditulis DR Kai Kuok Liang, dalam bukunya berjudul: Festival Tradisi Budaya Tionghoa.
"Memang banyak versi yang menceritakan awal tradisi perayaan tahun baru Imlek, sesuai dengan daerah asalnya, namun yang lebih populer yakni dimulai pada masa Kaisar Chin Che Huang (246-210 BC)," ujar tokoh Tionghoa Pontianak, Lie Sau Fat (XF Asali) pada kemarin di harian lokal yang sempat saya kutip.
Dijelaskan Asali, tahun baru Imlek dirayakan di daratan Tiongkok sudah sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan ada versi lain yang menyebutkan sebelum Kaisar Chin Che Huang pun sudah dirayakan, hanya masih belum merata di masyarakat, antara lain pada masa Huang Ti Yu (2698 BC). Hanya pada masa Kaisar Chin Che Huang, sudah merata di masyarakat Tiongkok, dengan semangat persatuan dan kesatuan.
Dan pada masa revolusi Xin-Hai, tanggal 10 Oktober 1911 yang dicetuskan oleh DR Sun Yat Sen, yang terkenal dengan ideologinya San Min Cu I (three principles of the people) yang mengubah perayaan tahun baru imlek menjadi Festival Musim Semi (Kuo Chun Ciek). Bahkan, festival ini resmi ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari besar nasional, yang akan dirayakan setiap tahun. Dan tahun baru imlek dirayakan secara resmi mengikuti tahun baru masehi.
Walaupun sudah dirubah namanya sejak tahun 1911, lantaran perayaan tahun baru Imlek sudah memasyarakat, sudah membudaya ribuan tahun di masyarakat, yang dirayakan turun temurun, sehingga perayaan tahun baru Imlek tetap dilangsungkan. Sementara perayaan tahun baru masehi, tidak semeriah tahun baru Imlek disaat itu.
Dan sampai sekarang pun, perayaan tahun baru Imlek tersebut masih meriah dilaksanakan, termasuk di kalangan masyarakat Tionghoa di daerah ini. Yang saat sekarang sudah mulai terasa persiapan-persiapan perayaan tahun baru Imlek. Kartu-kartu ucapan selamat dengan berbagai model sudah dipajang di toko-toko, termasuk aksesoris lainnya. Hanya untuk buah jeruk bali, masih belum terasa lonjakan perdagangannya, kecuali sepekan menjelang perayaan imlek.
Pergantian tahun kali ini, yang akan memasuki tahun sio naga (emas), sudah bermunculan buku-buku tafsiran peruntungan dalam tahun naga tersebut. Memang, ada beberapa sio di tahun ini yang harus waspada dengan peruntungan yang tidak baik atau tidak menyenangkan. Dan ada juga yang bergembira dengan kedatangan tahun baru ini.
MERCON MENGUSIR NIAN SHOW
Zaman dahulu setiap akhir tahun, menjelang pergantian tahun tahun baru, akan muncul sejenis binatang buas yang namanya "Nian Show" yang siap memangsa apa saja yang dijumpainya. Bintang ini muncul setahun sekali, persis di akhir tahun, menjelang awal tahun baru Imlek.
Nian Show bermakna (nian) tahun (show) binatang. Dan dalam penanggalan Imlek dilambangkan dengan dua belas jenis binatang, yakni dikenal dengan shio-shio Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, Babi, Tikus, Kerbau, Macan dan Kelinci.
Kembali pada kisah Nian Show yang ditakuti oleh orang-orang zaman dahulu, maka ada sebuah tradisi dalam lingkungan keluarga Tionghoa, yakni menjaga keselamatan keluarga dari ancaman Nian Show. Dimana, pada saat itu, semua pintu dan jendela harus ditutup rapat, sambil menantikan hari maut itu berlalu.
Sehingga banyak warga yang cemas jika menunggu detik-detik akan memasuki tahun baru Imlek, dikhawatirkan Nian Show datang. Pergantian tahun ini juga menjadikan seluruh keluarga berkumpul di rumah, mereka membuat acara di lingkungan keluarga mereka masing-masing. Namun, kedatangan Nian Show ternyata terhenti, selang beberapa tahun tidak pernah datang lagi. Hal ini membuat rasa takut dan cemas di masyarakat menjadi hilang Masyarakat menjadi leluasa dan bebas merayakan pergantian tahun Imlek dengan bergembira, anak-anak pesta kembang api, dan berbagai ungkapan rasa kegembiraan itu diwujudkan.
Dari tahun ke tahun, Nian Show yang dipercayai menakutkan itu, terkikis dan rakyat pun lega, sampai-sampai tidak ingat lagi dengan budaya menutup pintu dan jendela pada akhir tahun. Bahkan, banyak warga yang pesta maupun mengadakan acara menyambut pergantian tahun yang mereka nantikan itu. Dalam pikiran mereka tidak ada lagi Nian Show.

Memang, Nian Show tidak pernah muncul lagi bahkan sudah hilang rasa takut tersebut. Padahal, jika Nian Show datang, warga tidak tahu dengan kedatangannya tersebut. Dan ia juga tidak dapat diduga. Setelah terlupakan, ternyata Nian Show pernah muncul sekali, dalam suatu perayaan Imlek. "Nian Show mendadak muncul kembali, binatang buas itu dengan serta merta menyerang dan memangsa semua makhluk yang ditemuinya," jelas XF Asali yang baru-baru ini menyampaikan kisah Imlek tersebut.
Tentu saja kedatangan Nian Show yang secara tiba-tiba itu membuat warga panik dan terkejut. Tak disangka-sangka, ternyata Nian Show yang dikira sudah tidak ada lagi, muncul kembali. Kecuali ada beberapa rumah yang terhindar, karena kebetulan rumah tersebut ada pesta, yang di depan pintunya digantung kain merah, dinding ditempel kertas merah Suang-shi, anggota rumah tersebut berpakaian merah.
Konon, Nian Show itu tidak memangsa mereka yang berpakaian merah tersebut. Bahkan, ada beberapa orang warga yang sedang bermain mercon, terhindar dari mangsa Nian Show, karena mendengar bunyi petasan. Dengan adanya kejadian tersebut, maka dapat disimpulkan Nian Show takut kepada yang berwarna merah dan bunyi petasan. Sejak itu, demi keselamatan bersama, pada setiap akhir tahun dan menyambut tahun baru, digantung kain merah di depan rumah, digantung lampion merah, di dinding ditempel keratas merah, disertai tulisan dan kalimat puisi yang indah. Demikian juga bunyi petasan-petasan, dimaksud untuk mengusir nian show.

Kabarnya, sekarang ini nian show memang tidak datang, tapi ia tidak menjelma dalam bentuk binatang, tapi dalam bentuk hawa jahat. Karena itu, setiap orang harus dapat menolak hawa jahat tersebut, dengan melakukan sembahyang serta memasang penangkal berupa kain merah, memasang mercun dan berpakaian merah.
KUE KERANJANG SEBAGAI MAKANAN IMLEK
Tradisi perayaan tahun baru Imlek juga tampak dari hidangan kue yang disajikan. Salah satu ciri khas kue yang cukup populer dimasa perayaan tahun baru Imlek ini yakni kue keranjang bulat. “Keberadaan kue keranjang bulat ini bukan sekadar tradisi begitu saja, akan tetapi ada kisah yang melatar belakangi, mengapa sampai perayaan Imlek itu menghidangkan kue keranjang?” tutur tokoh Tionghoa, XF Asali (Lie Sau Fat) yang saya jumpai beberapa waktu lalu.
Dijelaskan, dalam kepercayaan zaman dahulu, rakyat Tiongkok percaya bahwa anglo (tempat masak) dalam dapur di setiap rumah ada dewa-nya yang dikirim oleh Yik Huang Shang Ti (Raja Surga). Dewa itu juga sering dikenal dengan sebutan Dewa Tungku, yang ditugaskan untuk mengawasi segala tindak tanduk dari setiap rumah dalam menyediakan masakan setiap hari.
Maka setiap akhir tahun tanggal 24 bulan 12 Imlek (atau h-6 tahun baru), Dewa Tungku akan pulang ke surga serta melaporkan tugasnya kepada Raja Surga. Maka untuk menghindarkan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi rakyat, timbullah gagasan untuk memberikan hidangan yang menyenangkan atau hal-hal yang dapat membuat Dewa Tungku tidak murka. Sehingga nantinya, jika ia laporan ke Raja Surga, menyampaikan laporan yang baik-baik dari rakyat yang diawasinya.
Bagaimana caranya supaya Dewa Tungku tidak murka, yang menyampaikan laporan baik-baik saja pada Raja Surga? Akhirnya, warga pun mencari bentuk sajian yang manis, yakni kue yang disajikan dalam keranjang. Maka disebutlah kue keranjang, yang sudah mentradisi setiap tahun disajikan untuk merayakan tahun baru Imlek.
Dalam menyajikan kue untuk Dewa Tungku, kue keranjang yang manis tersebut, juga ditentukan bentuknya yakni harus bulat. Hal ini bermakna, keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat berkumpul (minimal) satu tahun sekali, serta tetap menjadi keluarga yang bersatu, rukun, bulat tekad dalam menghadapi tahun baru yang akan datang. Tradisi ini pun dibawa terus secara turun temurun, sampai sekarang ini.
Kini, kue keranjang tersebut sudah mulai banyak di pasar, dengan ukuran yang kecil sampai yang besar. Dalam kepercayaan, kue tersebut juga disajikan di depan altar, atau di dekat tempat sembahyang di rumah. Semua ini, disajikan dalam rangka menyambut tahun baru Imlek, yang sekarang ini hanya tinggal beberapa hari lagi. Maka sudah seharusnya, kue keranjang tersebut sudah disajikan, agar Dewa Tungku tidak murka.
Ternyata tradisi kue keranjang ini juga tidak hanya oleh warga Tionghoa merayakan Imlek, hari raya Idul Fitri pun ada umat Islam yang menyuguhkan kue keranjang, yang sudah memasyarakat itu. Artinya, kue tersebut sudah menjadi milik masyarakat luas, yang sudah tidak asing lagi. Bentuk-bentuknya juga bermacam-macam, dari yang kecil sampai yang besar, namun rasanya yang khas, menjadikan kue keranjang diminati oleh banyak orang. Tak hanya itu, kue keranjang juga dikenal cukup awet dan tahan beberapa hari. Sehingga, dapat disajikan kapan saja. Bahkan, setelah Imlek pun juga masih dapat disajikan.
READ MORE - Sejarah Imlek

Sejarah Imlek

Sebenarnya ada apa di balik perayaan Imlek?? Bagaimana perayaan tersebut dimulai?? Dan apa sebenarnya makna dari perayaan Imlek?? Tulisan ini mencoba untuk membedah perayaan Imlek dari tiga dimensi, yaitu tradisi, sejarah dan pemaknaannya.

Tradisi
Perayaan Imlek dan orang Tionghoa adalah dua hal yang sangat erat kaitannya. Perayaan Imlek sudah menjadi tradisi mendarah daging bagi orang Tionghoa sekalipun mereka tersebar di seantero dunia jauh dari tanah leluhurnya di Cina daratan sana.

Perayaan Imlek atau Sin Tjia sebenarnya adalah sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru. Perayaan ini juga berkaitan dengan pesta para petani untuk menyambut musim semi. Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama. Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.

Ada beberapa tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan oleh kalangan etnis Tionghoa dalam merayakan Imlek. Di antaranya, hidangan Imlek, pakaian baru dan rapi, membakar petasan, saling mengunjungi dan memberi hormat serta tidak ketinggalan mengenai angpao.

Makanan yang khas pada tahun baru Imlek adalah kue keranjang atau disebut juga kue cina, dan ikan bandeng. Biasanya, kue keranjang itu dikirimkan kepada kerabat, sahabat dan relasi. Sementara, ikan bandeng digunakan untuk persembahan sembahyang.
Tepat pada hari raya Imlek, biasanya semua orang berpakaian baru dan rapi. Hal ini layaknya hari-hari besar lain tentunya. Anak-anak dan orang-orang yang lebih muda memberi hormat kepada orang-orang tua dengan cara pai-pai atau soja (mengepalkan kedua tangan sambil digoyang-goyang ke depan dan belakang). Setelah itu orang-orang tua memberikan angpao tadi. Angpao adalah amplop berwarna merah berisi uang.

Tradisi lainnya adalah, tepat pada hari raya Imlek orang membakar petasan atau kembang api. Ini merupakan simbol kegembiraan karena rezekinya ”meledak”. Ada pula yang memanggil barongsai tanda mengundang rezeki dan menolak bala. Dan mengenai tradisi saling mengunjungi menyambut Imlek ini berlangsung selama 15 hari dan berakhir pada saat perayaan cap go meh (hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek).

Sejarah
Perayaan Imlek/Yin Li/ Anno Confuciani/Teth (Vietnam) menurut sejarah secara umum dan kenegaraan, dimulai pada zaman dinasti Han sekitar 206 SM-220 M, di mana kaisar pertamanya yang bernama Han Wu Di (keturunan dari Liu Bang yaitu orang yang berhasil menumbangkan dinasti Qin yang tirani 221 SM-207 SM).

Han Wu Di merupakan seorang Konfusianis sejati, yang terlalu sejatinya dia sampai-sampai memakai konsep Konfusianisme dalam menjalankan segenap pemerintahannya, dan ternyata jalan yang diambilnya tidaklah salah sebab dinasti Han-lah yang paling sukses dan berhasil dalam sejarah dinasti mana pun di Cina. Dinasti Han juga merupakan dinasti terlama dalam peradaban bangsa Cina, bahkan sampai sekarang pun hampir semua orang Cina merasa sangat bangga jika disebut sebagai orang Han.

Perayaan Imlek sebenarnya sudah ada sejak zaman dinasti Xia (2100-1600 SM), dinasti ini didirikan oleh Yu The Great, yang merupakan penyelamat banjir ketika Cina dilanda air bah.

Penanggalan Imlek yang dihitung berdasarkan perhitungan lunar/bulan ditetapkan oleh Han Wu Di berdasarkan tahun kelahiran Konfusius/Khonghucu, yang jatuh pada tahun 551 SM, sehingga terkadang oleh para sarjana barat Imlek dikenal dengan istilah Anno Confuciani karena berdasarkan perhitungan tahun kelahirannya Confucius (Sima Qian, The Great History/Shi Ji).

Dan kebetulan juga karena begitu tepatnya perhitungan lunar bagi kepentingan pertanian dan astronomi Hong Shui, Feng Shui, dan keperluan lainnya perhitungan ini tidak mengalami perubahan yang signifikan sampai dinasti Qing (1644-1911) yang merupakan dinasti terakhir di Cina.

Dari sudut etimologi, perayaan Tahun Baru Musim Semi ini disebut juga Imlek (dialek Fujian) atau Yin Li (dialek Mandarin), yaitu Im = Bulan, Lek = penanggalan, sehingga Imlek berarti penanggalan yang dihitung berdasarkan peredaran bulan jadi berbeda perhitungan dengan penanggalan Yanglek/Masehi yang dihitung berdasarkan peredaran Matahari, Yang = Matahari.

Makna
Perayaan Imlek yang dirayakan oleh berbagai bangsa (China, Jepang, Korea, Vietnam, dan lainnya) selama berabad-abad menyediakan makna spiritual yang amat kaya, bahkan mampu berperan dalam menyatukan mereka dalam semangat hidup yang sama.

Mengingat Imlek bukan perayaan keagamaan, maka “makna spiritual” perayaan Imlek tidak pertama-tama digali dalam ajaran agama tertentu. Semula, Imlek merupakan perayaan petani. Makna spiritual Imlek perlu digali dari pengalaman kehidupan dan dunia makna yang berkembang di antara kaum petani. Dalam perjalanan waktu, Imlek juga dirayakan oleh masyarakat yang bukan dari golongan petani. Karena itu, tidaklah mencukupi pemaknaan spiritual Imlek hanya dibatasi dari dunia pertanian.
Beberapa makna spiritual yang pantas dikedepankan, antara lain:

Pertama, kasih sebagai faktor pemersatu kehidupan. Imlek memperlihatkan pengalaman perjumpaan para petani dengan realitas kehidupan yang ada di sekitarnya. Bagi petani, realitas di dunia ini disatukan, disemangati, ditumbuhkan oleh kasih. Karena itu, mereka menemukan dan menggunakan berbagai macam barang, tanaman, atau binatang yang ada di lingkungan mereka untuk menunjukkan pengalaman kasih yang menghidupkan itu. Mereka mengungkapkan harapan kehidupan yang lebih berkualitas dengan menggunakan obyek-obyek itu. Misalnya, ikan dipandang sebagai lambang kelimpahan berkat kasih yang menghidupkan. Dengan memasang gambar ikan atau memakan ikan, mereka mengharap datangnya kelimpahan itu.

Kedua, Imlek merupakan perayaan pengalaman kasih yang membahagiakan dan terbagikan kepada sesama. Bagi petani, kasih yang membahagiakan itu mereka terima dari kemurahan alam. Karena itu, mereka pun harus belajar bermurah hati kepada sesama. Kasih yang membahagiakan itu layak untuk dinikmati dalam kebersamaan dengan yang lain, dalam semangat solider kepada sesama, terutama yang lemah, miskin, dan papa.

Warna dasar perayaan Imlek adalah merah, yang berarti kebahagiaan dan semangat hidup. Sebagaimana darah dalam nadi, pengalaman hidup yang penuh semangat dan membahagiakan itu harus mengalir dan meresapi berbagai bagian tubuh untuk kehidupan yang lebih baik. Dalam perayaan Imlek, dibagikan kepada anak-anak, orang-orang miskin, sederhana, dan papa, hal-hal yang dapat membahagiakan mereka: uang, makanan, hadiah, atau berbagai bentuk bantuan lain. Dengan berbagi kebahagiaan, kasih yang berlimpah itu diharapkan dapat semakin merasuki berbagai sektor kehidupan mereka dan akhirnya akan memberikan kebahagiaan lebih besar lagi.

Ketiga, pengalaman kasih dimulai di keluarga. Inti kasih itu tidak terletak dalam banyaknya kata-kata, tetapi dalam tindakan untuk saling memberikan diri kepada subyek yang dikasihi. Kemampuan mengasihi seperti ini disadari oleh para petani dan nonpetani, berawal di dalam keluarga. Pusat perayaan Imlek terletak pada kesediaan seluruh anggota keluarga untuk berkumpul bersama, meninggalkan kepentingan diri, dan berbagi pengalaman kasih dalam keluarga. Puncak perayaan itu diungkapkan dengan kesediaan makan bersama, saling menghormati, bercerita pengalaman hidup yang membahagiakan, mengampuni, berbagi rezeki, menyampaikan salam berupa doa atau harapan untuk hidup lebih baik, dan sebagainya.

Keempat, Imlek adalah perayaan kebebasan yang inklusif. Kesederhanaan alam pikiran petani tidak banyak memberi tempat pada rumitnya aturan yang harus ditaati. Pada dasarnya Imlek tidak memiliki aturan baku. Seandainya ada, peraturan itu amat umum, tidak menyertakan hukuman bagi pelanggarnya. Dengan demikian, dunia tidak mengenal adanya model tunggal perayaan Imlek. Setiap pribadi, keluarga, atau kelompok masyarakat apa pun, diizinkan merayakan Imlek dengan segala kemampuan, keterbatasan, latar belakang, simbol, dan sistem pemaknaan masing-masing. Kebebasan seperti ini menjadikan Imlek perayaan yang inklusif karena tidak mengeliminasi siapa pun untuk tidak diizinkan merayakannya.

Disadur dari berbagai sumber
READ MORE - Sejarah Imlek