rel="colorSchemeMapping">

Monday, August 13, 2012

Misi Menurut Perspektif Alkitab




LAPORAN BACAAN

Nama Buku                  : Misi Menurut Perspektif Alkitab
Mata Kuliah                 : Pengantar Alkitab
Dosen                            : Pdt. Daniel Choi, M.Th
Semester                        : II, 2010/2011
Mahasiswa                    : Rakhmat Subagyo, S.Pd

















I.                    RINGKASAN
BAB I
Alkitab Dalam Penginjilan Dunia

Injil adalah kekuatan Allah untuk keselamatan setiap orang percaya. Dan di dalam Injil kita diberikan tanggung jawab untuk memberitakan kepada semua orang. Orang Kristen yang kehilangan keyakinan kepada Alkitab, mereka juga kehilangan semangat untuk memberitakan Injil. Sebaliknya, bila mereka meyakini Alkitab, mereka berketetapan hati untuk melakukan penginjilan.
John R.W. Stott, mengemukakan empat alasa mengapa Alkitab tidak terpisahkan dari penginjilan dunia, yaitu :
1.      Mandat untuk Penginjilan Dunia
Alkitab member kita mandate untuk penginjilan dunia. Yang menjadi fenomena dalam penginjilan adalah fanatisme dan pluralism. Kaum fanatic menolak persaingan yang dihadirkan oleh penginjilan lawan, sementara kaum pluralism menolak klaim-klaim eksklusif kaum penginjil. Dalam menghadapi perlawanan ini, kita harus mengerti jelas mandate yang diberikan Alkitab kepada kita. Allah memanggil Abraham dan membuat perjanjian dengannya, dengan menjanjikan bukan hanya diberkati, tetapi melalui keturunannya semua kaum di muka bumi diberkati. (Kej 12 : 1-4) Ayat inilah yang menjadi dasar orang Kristen untuk melakukan penginjilan.
Matius 28 : 19, Tuhan Yesus memerintahkan kepada para pengikutNya untuk menjadikan semua bangsa muridNya, membaptis mereka, dan mengajarkan kepada mereka semua apa yang telah diajarkanNya.
Dalam karakter Allah (seperti peramah, pengasih, pembelaskasihan, tidak merelakan seorangpun akan binasa, melainkan menginginkan agar semua orang bertobat). Dalam Kristus Allah dimuliakan dengan kuasa yang universal, dan dalam Roh kudus banyak orang bertobat menginsafi dosanya dan bersaksi bagi Kristus, untuk menginjili  sampai Kristus kembali.

2.      Berita untuk Penginjilan Dunia.
Alkitab member kita berita untuk penginjilan dunia. Menurut Kovenan Lausane , berarti : “menyebarkan kabar baik bahwa Yesus Kristus telah mati  sesuai dengan Kitab Suci, bahwa  sebagai Tuhan yang memerintah menawarkan pengampunan dosa kepada semua orang yang bertobat”. Karena Injil berasal dari Allah, kita harus menjaganya; karena dimaksudkan untuk orang modern kita harus menafsirkannya. Kita harus mengkombinasikan ketepatan (terus menerus mempelajari Alkitab) dengan kepekaan (terus –menerus mempelajari situasi kontemporer). Hanya dengan demikianlah kita berharap dengan penuh kepercayaan dan relevansi untuk menghubungkan Firman Allah dengan dunia, Injil dengan konteks, Kitab Suci dengan kebudayaan.
3.      Model untuk Penginjilan Dunia.
Alkitab memberikan kita model penginjilan dunia. Di samping berita (apa yang kita katakana) kita membutuhkan sebuah model (bagaimana mengatakannya). Singkatnya , ketika Allah berkata kepada kita dalam Kitab Suci, Ia menggunakan bahasa manusia, dan ketika berkata kepada kita dalam Kristus, Ia mengambil rupa manusia. Untuk menyatakan diriNya, Ia mengosongkan dan juga merendahkan diri-Nya (Flp 2 : 7-8). Inilah model penginjilan yang autentik, terdapat pengosongan diri dan perendahan diri; tanpa itu kita menyangkal Injil dan menggambarkan Kristus yang kita beritakan secara keliru.
4.      Kuat Kuasa untuk Penginjilan Dunia.

Akitab member kita kuasa untuk penginjilan dunia. Kebutuhan kita akan kuasa hampir tidak perlu ditekankan lagi, karena kita tahu betapa lemahnya kita dibandingkan dengan besarnya tugas tersebut. Kita juga tahu betapa pertahanan hati manusia itu bagaikan dilapisi baja. Lebih buruk lagi, kita tahu realitas pribadi, kedengkian dan kekuatan Iblis serta kekuatan-kekuatan setan yang berada di bawah kekuasaannya.
            Kita mugkin sangat lemah. Kadang kita bahkan menginginkan agar kita lebih lemah lagi. Diperhadapkan dengan kekuatan kejahatan, kita sering tergoda untuk memamerkan kekuatan Kristen kita dan sedikit memamerkan kekuatan senjata Injil. Tapi justru dalam kelemahan kitalah, kekuatan Kristus disempurnakan dan kata-kata kelemahan manusialah yang didukung Roh dengan kekuatanNya. Maka ketika kita lemah kita kuat (I Kor 2 : 1-5 ; II Kor 12 : 9-10)
            Tanpa Alkitab penginjilan dunia tidak mungkin. Karena tanpa Alkitab kita tidak memiliki Injil untuk diberitakan kepada semua bangsa, tidak ada perintah untuk memberitakannya kepada mereka, tidak ada gagasan untuk memulai dan tidak ada keberhasilan apapun. Alkitablah yang memberikan kita mandate, berita, model dan kekuatan yang kita perlukan untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Perhatikanlah panggilannya, pahami pesannya, ikuti arahnya, percayai kekuasaannya.
BAB II
Allah yang Hidup Adalah Allah Misioner

Dari pembacaan uraian teks di atas  tentang Allah bersarkan janji-janjiNya kepada Abraham dan penggenapannya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Ia adalah Allah sejarah. Sejarah bukanlah aliran kejadian-kejadian yang acak. Karena dalam waktu, Allah sedang mengerjakan sebuah rencana yang disusunNya dalam kekekalan masa lalu dan akan diwujudkan dalam kekekalan masa depan. Dalam proses historis, Yesus Kristus sebagai keturunan Abraham adalah tokoh kunci. Kita bahagia bahwa kalau kita adalah murid Kristus adalah keturunan Abraham. Kita termasuk dalam silsilah rohani ini. Kalau kita sudah menerima berkat pembenaran karena iman, diterima oleh Allah dan didiami oleh Roh, maka kita adalah ahli waris sebuah janji yang diberikan Abraham pada empat ribu silam.
2.      Ia adalah Allah Perjanjian. Yakni, Allah yang penuh anugerah untuk berjanji, dan Ia selalu menggenapi janjiNya. Ia adalah Allah kasih yang teguh dan setia. Abraham menerima janjiNya atas kelahiran Ishak anaknya, dan melalui keturunannya semua bangsa diberkati. Semua janji Alah menjadi kenyataan, tapi janji itu diwarisi oleh iman dan kesabaran (Ibrani 6:12), dan kita harus sabar menunggu waktu Allah.
3.      Ia adalah Allah berkat. “Aku akan …memberkati engkau,” demikian Ia berfirman kepada Abraham (Kej 12: 2). “Bagi kamulah pertama-tama Allah…mengutusNya (Yesus) kepada kamu supaya Ia memberkati kamu, Kata Petrus (Kis 3 : 26). Sikap Allah kepada umatNya positif, konstruktif, dan memperkaya. PerbuatanNya yang mendasar dan khas  adalah memberkati umat dengan keselamatan.
4.      Ia adalah Allah penuh rahmat. Saya selalu terhibur oleh pernyataan Wahyu 7:9 bahwa kelompok orang yang diselamatkan di surge akan merupakan “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung jumlahnya”. Bagaimana ini mungkin, karena orang Kristen jumlahnya sedikit, tapi Kitab Suci mengatakan hal ituuntuk penghiburan.
5.      Ia adalah Allah missi. Bangsa-bangsa itu tidak dikumpulkan secara otomatis. Jika Allah berjanji untuk memberkati, semua kaum di muka bumi, maka Ia berjanji untuk menggenapinya melalui keturunan Abraham (Kej 12:3 ; 22:18). Kita adalah keturunan Abraham karena iman, dan kaum di muka bumi akan diberkati hanya kalau kita pergi mendatangi mereka dengan Injil. Itulah maksud Allah.
BAB III
Panggilan Misioner Israel

Ada tiga perikop dasar yang memperlihatkan bahwa Allah justru melakukan hal ini, yakni Kej 12 : 1-3 ; Kel 19 : 5-6 dan Mzm 67. Ketiga perikop ini penting bagi pemahaman kita mengenai mandate missioner yang dirancang Allah untuk seluruh bangsa Israel sehingga tidak mungkin memahami PL dengan tepat tanpa melihat ketiga perikop ini dalam konteks misi. Dalam rencana dan maksud Allah, Isreal selalu bertanggungjawab untuk menyampaikan kabar tentang kasih karunia Allah kepada bangsa-bangsa lain. Israel dimaksudkan sebagai bangsa yang menyampaikan Firman. Secara singkat ketiga perikop ini adalah panggilan Allah kepada kita untuk :
1.      Menyatakan rencanaNya untuk memberkati bangsa-bangsa (Kej 12 : 3)
Dalam Kej 3:15 ; 9 : 27 dan 12 : 1-3, menekankan bahwa anugerah Allah di atas kegagalan-kegagalan manusia dan pencarian manusia untuk sebuah nama. Arti penting dari perikop paling agung dari semua perikop yang berkaitan dengan misi ini tidak dapat sepenuhnya dipahami sampai kita mulai menyadari bahwa sebenarnya ada tiga janji berkat dalam Kej 12 : 2-3 yaitu :
a.      Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar
b.      Aku akan…memberkati engkau, dan
c.       Aku akan…membuat namamu masyur ….
d.     Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau
e.      Aku akan …mengutuk mereka yang mengutuk engkau.

2.      Berpartisipasi dalam ke-Imaman-Nya sebagai Perantara Berkat itu (Kel 19:4-6)
“…jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada perjanjianKu, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.

3.      Membuktikan maksudnya untuk memberkati semua bangsa (Mzm 67)
Mazmur 67 ini diturunkan dari ucapan berkat harun dalam Bil 6 : 24 – 26., yaitu : TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajahNya dan member engkau kasih karunia
TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan member engkau damai sejahtera.
Firman ini sering terdengar pada penutupan kebanyakan kebaktian Kristen dewasa ini. Tetapi lihatlah apa yang dilakukan pemazmur di sini.  Pemazmur berdoa : “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita. Kiranya Ia menyinari kita dengan wajahNya.”
Mazmur di atas kira-kira bermaksud demikian : Kiranya Allah memberkati kita, sesame orang Israel. Kiranya Ia berkenan member keuntungan bagi kita. Kiranya panen kita meningkat dan kawanan ternak kita melimpah. Kiranya keluarga kita bertambah besar dan kita makmur secara rohani, sehingga bangsa-bangsa melihat kita dan berkata bahwa apa yang didoakan Harun telah benar-benar terjadi, melalui berkat Allah. Kelimpahan A

















BAB IV
Dasar Alkitabiah untuk Mandat Penginjilan Seantero Dunia
Ada empat motif dalam PL yang membentuk basis yang sangat penting bagi panggilan PB kepada Gereja untuk terlibat dalam pekerjaan misi seantero dunia. Keempat motif tersebut adalah: motif universal, motif pertolongan dan penyelamatan, motif missioner, dan motif perlawanan.
Motif Universal
Allah yang dalam PL mengidentivikasikan diriNya sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub dan yang menyingkapkan nama pribadiNya, Yahweh, kepada Musa adalah Allah seluruh dunia. Pengalaman beberapa Bapak leluhur dan kemudian bangsa Israel dengan Allah meluas hingga mencakup seluruh dunia. Kita akan membahas perikop PL untuk menggambarkan motif universal.
Daftar bangsa-bangsa dalam Kejadian 10
Salah satu kebenaran fundamental Kejadian 1 – 11, yakni catatan atas permulaan sejarah : hal ini juga  terdapat cerita mengharukan mengenai akhir sejarah, yakni dalam kitab Wahyu Yohanes. Allah yang menyatakan diriNya sendiri kepada Israel dan diam di antara kita dalam Yesus Kristus mengidentifikasi diriNya sebagai Alfa dan Omega, Awal dan Akhir.
Pilihan Allah atas Israel dengan mempertimbangkan bangsa-bangsa.
Pilihan Allah atas Abraham dan Israel menyangkut seluruh dunia. Ia sangat serius menangani Israel justru karena Ia mempertahankan klaim pribadiNya atas seluruh dunia. Ia membutuhkan sebuah bangsa untuk berfirman kepada dunia ini sepanjang zaman. Hal ini sangat ditentukan oleh kajian yang tak terhitung banyaknya belakangan ini : Allah memilih Israel dalam persiapan untuk membuka dan menyingkapkan maksud universalNya.
Perkembangan motif universal dalam pembuangan
Pengalaman Israel selama abad ke 7 dan ke 6 SM membuka matanya pada maksud universal Allah. Ketika Israel melewati pengalaman malapetaka, yakni dikalahkan oleh Babel dan diangkut ke pembuangan, para nabi melihat betapa nasib Israel terkait erat dengan sejarah bangsa-bangsa. Dari penghakiman yang dirasakan oleh Israel mekarlah harapan besar akan perjanjian baru, keluaran baru dan putra Daud yang baru. Yeremia, Yehezkiel, dan Yesaya semua melihat horizon yang meluas dan menyaksikan sekarang bahwa semua bangsa jatuh ke dalam sorotan sinar janji-janji Allah.
Motif Pertolongan dan Pembebasan
Yahweh Penebus Israel
Yahweh, Allah seluruh bumi, menyatakan kasihNya dan memenuhi firmanNya kepada Israel dengan membebaskannya dari ikatan perbudakan dengan tanganNya yang kuat dan terulur (Ul 9:26 ; 13: 5 ; 15 ; 15 ; 24 : 18) Ini adalah bagian mendasar dari kredo Israel dan sangat penting untuk memahami perintah pertama, hanya Allah yang menyelamatkan dan membebaskan.
Yahweh, Penebus bangsa-bangsa
Para nabi menyadari bahwa yang akan menerima tindakan penebusan Allah bukan hanya Israel. Allah akan mendobrak untuk memulihkan ketuhananNya yang membebaskan atas seluruh dunia bangsa-bangsa. Mazmur 87 menyatakan Yerusalem sebagai kota ekumenis yang warganya pada suatu hari akan mencakup penduduk berbagai bangsa, bahkan dari bangsa-bangsa yang dulu paling berapi-api menentang Allah Israel. Mereka akan ikut merayakan persekutuan Allah dengan manusia yang telah dipulihkan.
Metode Allah dalam mencapai pembebasan
Alkitab menjelaskan cara-cara yang digunakan Allah untuk membawa keselamatan bagi Israel dan bangsa-bangsa yaitu melalui nyanyian. Nyanyian Hamba dalam pasal 53 menyingkapkan bagaimana hamba Tuhan akan menuanaikan misiNya.
Motif Misioner
Sejak perang Dunia II, sejumlah misiolog telah menekankan kehadiran Kristen sebagai salah satu cara terpenting untuk terlibat dalam pekerjaan misi dewasa ini. Dengan berbagai alas an dan cara, mereka mengklaim bahwa bentuk kesaksian yang paling cocok hanyalah dengan benar-benar menjadi umat yang khas sambil hidup di tengah masyarakat lain. Ini dikemukakan hanya untuk menunjukkan bahwa gagasan tentang kehadiran sebagai kesaksian memiliki akar yang dalam pada PL. Para nabi terus menerus mengklaim bahwa dengan tindakan untuk sungguh-sungguh mempraktikan penunjukkan Illahi untuk melayani itu maka Israel menjadi sebuah tanda dan jembatan bagi bangsa-bangsa lain.
Banyak individu yang meninggalkan asal-usul kafir mereka dan melalui kesaksian kata dan perbuatan, mereka akhirnya percaya dan melayani Tuhan yang hidup, yang telah memperlihatkan kasih karunia kepada mereka. Cerita Melkisedek, Rut, Ayub, rakyat Niniwe yang diceritakan Kitab Yunus dan banyak lagi dalam PL adalah jendela dari mana kita boleh melihat banyaknya orang di luar bangsa Israel dan nada panggilan missioner yang telah berkumandang kepada semua orang.

Motif Perlawaanan
Motif perlawanan yakni pergumulan penuh tenaga antara Yahweh melawan kekuasaan dan kekuatan yang menentang wewenangNya yang membebaskan dan penuh kasih karunia. Seluruh PL dan PB penuh uraian mengenai bagaimana Yahweh-Adonai, Allah perjanjian Israel, berperang melawan rencanaNya untuk ciptaanNya. Ia bertempur melawan allah-allah palsu yang diciptakan manusia untuk dipuja dan diguanakan untuk tujuan-tujuan mereka sendiri.
Seluruh PL membara dengan keinginan keras untuk mengalahkan kekuasaan-kekuasaan yang menentang ini. Di sini terdapat visi agung tentang kerajaan yang akan datang di mana setiap hubungan akan dipulihkan dengan benar. PL menginginkan penyingkapan akhir kerajaan ini dan dengan pasti menyaatkan janjinya bahwa Yahweh akhirnya akan berkuasa. Berpartisipasi dalam misi sangat tidak mungkin kecuali kalau orang juga berperang melawan setiap bentuk perlawanan terhadap maksud-maksud Allah di manapun perlawanan itu terjadi, entah di gereja, dunia bangsa-bangsa atau kehidupan kita sendiri.














BAB V
Injil Kerajaan

Arti “Kerajaan”
Kerajaan adalah wilayah di mana seorang raja menjalankan kekuasaannya. Pada zaman modern ini  tidak banyak lagi kerajaan, tetapi masih ada yaitu Kerajaan Inggris Raya yang masih mengakui Ratu yang berdaulat atas mereka.
Kerajaan ialah rakyat yang bermukim di wilayah tertentu.
Arti utama kerajaan dapat dilihat dalam penggunaannya dalam PL untuk menggambarkan pemerintahan seorang raja. Penggunaan “kerajaan” ini sebagai pemerintahan manusia dapat juga ditemukan dalam ayat-ayat seperti Yer 49 : 34 ; 2 taw 11:17; 12 : 1 ; 36:20; 30-31; Ezr 4 : 5; Neh 12 : 22, dan lain-lain.
Arti “Kerajaan Allah”
Kalau kata “kerajaan” merujuk kepada Kerajaan Allah, maka kata itu selalu merujuk ke pemerintahanNya, kepemimpinanNya, kedaulatanNya, dan bukan kepada wilayah kekuasaan di mana kerajaan itu dijalankan. Mzm 103 : 19 , “Tuhan sudah menegakkan takhtaNya di Surga dan kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu” Wilayah kekuasaan peraturan Allah ialah surge dan bumi, tapi ayat ini tidak merujuk ke keabadian wilayah tersebut. Yang abadi adalah pemerintahan Allah.
Rahasia Kerajaan
Pada pasal empat Injil Markus dan pasal 13 Injil Matius mengandung perumpamaan mengenai “rahasia Kerajaan Allah” . Perumpamaan adalah cerita yang diambil dari pengalaman sehari-hari yang dimaksudkan untuk menggambarkan kebenaran inti pesan Tuhan. Kebenaran inti ini disebut “rahasia” Kerajaan.
Kapan Kerajaan Itu Akan Datang?            
Kapan kerajaan itu akan datang? Ini tentu merujuk kepada manifestasi Kerajaan Allah dalam kekuasaan dan kemuliaan ketika Tuhan Yesus datang kembali. Terdapat perhatian luas di kalangan umat Allah mengenai waktu kedatangan Kristus kembali. Segerakah atau kelas? Banyak konverensi Alkitab mengenai nubuat, yang menawarkan pesan untuk meneliti Alkitab dan mengamati surat kabar guna memahami nubuat dan tanda-tanda zaman, yang mencoba menetapkan kira-kira seberapa dekat kita berada ke akhir zaman itu.

BAB VI
Bagaimana Jika Injil Adalah Kabar Baik Kerajaan?
Injil adalah Kabar Baik Allah dalam Yesus Kristus, Injil adalah Kabar Baik tentang pemerintahan yang dinyatakan dan diwujudkanNya; tentang misi kasih Allah untuk memulihkan dunia ke keutuhan melalui salib Kristus dan melalui Dia saja; tentang kemenanganNya atas kuasa-kuasa kegelapan yang menghancurkan dan mematikan. Tentang ke-TUHAN-an-Nya atas seluruh jagad.
Injil adalah Kabar Baik tentang sebuah ciptaan baru atas kemanusiaan baru, sebuah kelahiran baru melalui Dia oleh RohNya yang memberikan kehidupan; tentang karunia pemerintahanNya  yang terdapat dalam Yesus Kristus dan di perantarai oleh Roh-Nya . Tentang komunitas kharismatik yang diberi kuasa untuk mewujudkan pemerintahan syalomNya di sini dan sekarang di hadapan seluruh ciptaan dan menjadikan kabar baikNya menjadi nyata dan diketahui.
Injil adalah Kabar Baik tentang pembebasan, pemulihan, keutuhan, dan keselamatan yang pribadi, social, global, dan sejagad. Yesus adalah TUHAN! Haleluya!














BAB VII
Yesus dan Bangsa Bukan Yahudi
Kata kunci yang disuarakan dalam Maleakhi 1 : 10-11 adalah:
“Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman Tuhan semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu. Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.”
Karena Allah begitu peduli agar Ia diagungkan di antara bangsa-bangsa, Ia siap bertindak, demikian Maleakhi memperingatkan. Mula-mula Ia akan menyuruh seorang utusan untuk mempersiapkan jalan bagiNya (Mal 3:1) . Kemudian Ia sendiri akan datang, sebagai malaikat Perjanjian, yang akan memulai hari penghakiman. (Mal 3 : 2-3). Pendahulu itu adalah seorang “Elia” , nabi penghakiman yang berapi-api (Mat 4:5). Kalau ia tidak diindahkan, maka penghakiman dahsyat dan kehancuran pasti terjadi.
Semua unsur Kitab Mal ini tercermin dalam pasal ketiga Injil Matius. Yohanes Pembaptis datang berkotbah: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Mat 3:2) Ini sama dengan ‘hari TUHAN” dalam Kitab Mal. Hari penghakiman Allah mendekat dengan cepat., inilah murka yang akan datang. Yohanes memakai kiasan serupa dengan kiasan dalam kitab Mal; gandum dan sekam akan dipisahkan. Untuk menekankan bahwa penghakiman itu terjadi atas orang Israel, dan bukan hanya atas orang bukan Yahudi, sebagaimana dipercaya orang yahudi, Yohanes menegaskan dengan sungguh-sungguh: “jangan mengira bahwa engkau akan luput karena kau “anak-anak Abraham”. Ia dapat membuat anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini, kalau Ia mau. Engkau akan dihakimi dan dihukum, tanpa memandang warisan-warisan Ibranimu” (Mat 3:9)










TUGAS MENJAWAB PERTANYAAN


Mata Kuliah                 : Pengantar Perjanjian Lama
Dosen                            : Pdt. Yohanes Fajar handoyo, S.Th
Semester                        : II, 2010/2011
Mahasiswa                             : Rakhmat Subagyo, S.Pd















PELAJARAN 01
PENTINGNYA PERJANJIAN LAMA
Pertanyaan (A) :
1.      Dalam kisah-kisah Perjanjian Lama, bangsa mana yang Tuhan pakai untuk menyatakan diriNya, kehendakNya, dan rencanaNya kepada manusia?
Jawab : Bangsa Israel
2.      Sebutkan bukti-bukti bahwa Tuhan Yesus mengakui Perjanjian Lama sebagai Firman Allah yang berotoritas!
Jawab ;       a) Pada saat Tuhan Yesus dicobai (Matius 4 : 1-11)
b) Ketika Yesus harus mengklaim kedudukanNya sebagai Anak Allah,   (Yohanes 10 : 31-36)
3.      Ayat manakah dalam Perjanjian Baru yang membuktikan bahwa Rasul Paulus mengakui otoritas Perjanjian Lama?
Jawab :       II Timotius 3 : 16
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”
4.      Seluruh kisah dalam PL menunjukkan rangkaian cerita yang memiliki satu benang merah atau satu inti berita. Berita apakah itu?
Jawab :       Berita sukacita akan datangNya Sang Juru Selamat Dunia yaitu Yesus Kristus, untuk member pengampunan atas dosa manusia.
5.      Apakah factor-faktor penghambat dalam kita mempelajari PL?
Jawab :       a) hambatan bahasa,                b) hambatan budaya
                  c) hambatan ketekunan           c) hambatan praduga yang salah
Pertanyaan (B) :
1.      Berikan contoh-contoh praktis pentingnya kita mempelajari PL!
Jawab :     a) Kesetiaan Allah kepada umatNya, walaupun berulang kali melanggar perintahNya, Allah tetap saying dan mengampuni.
                 b)  Dapat meneladani pahlawan-pahlawan iman, seperti Abraham, Daud, Musa, Yosua dll.
2.      PL banyak menyebutkan hukum-hukum Tuhan untuk bangsa Israel (missal Hukum Taaurat), apakah hukum-hukum itu juga masih berlaku untuk kita sekarang?
Jawab :       Masih , karena Tuhan Yesus mengakui otoritas dari Penjanjian Lama, seperti hokum kasih adalah ringkasan dari hokum Taurat
PELAJARAN 02
LATAR BELAKANG GEOGRAFIS PERJANJIAN LAMA
Pertanyaan (A) :
1.      Sebutkan 2 alasan penting mengapa kita perlu mempelajari latar belakang geografis PL!
Jawab :
a.       Untuk menjadi bukti bahwa sejarah umat Allah dalam PL adalah sejarah yang sungguh terjadi di suatu tempat, di suatu waktu di dunia ini.
b.       Supaya kita dapat mengerti dan menginterpretasi teks Alkitab dengan lebih baik, ada ribuan nama tempat, gunung, sungai, bukit, laut dll, dalam Alkitab sehingga diperlukan pengetahuan yang cukup tentang data-data geografis tsb, untuk dapat menafsirkan ayat dengan tepat.
2.      Kepada siapakah Allah memberikan janji “Tanah Perjanjian” itu?
Jawab : bangsa Israel
3.      Menurut Kej 15 : 18, di manakah batas-batas “ Tanah Perjanjian” itu?
Jawab :
“mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang  besar itu, sungai Efrat”
4.      Mengapa bangsa Israel sering tidak berhasil menduduki Tanah Perjanjian seperti yang Tuhan janjikan?
Jawab :
Karena bangsa Israel tidak taat kepada perintah Tuhan Allah.

5.      Menjadi symbol apakah Tanah Perjanjian bagi bangsa Israel?
Jawab         :
Sebagai symbol ketergantungan mereka (bangsa Israel) kepada Allah
Pertaanyaan (B) :
1.      Mengapa mendapatkan Tanah Perjanjian menjadi begitu penting bagi bangsa Israel? Apakah implikasi teologinya?
Jawab :
Karena Tanah Perjanjian merupakan indikasi hubungan mereka (bangsa Israel dengan Tuhan)
2.      Setelah meneliti peta wilayah di mana bangsa Israel tinggal pada masa Perjanjian Lama, bandingkan dengan peta wilayah Negara Indonesia, lalu sebutkan perbedaan dan persamaannya!
Jawab;
 Perbedaannya wilayah Israel sebagian besar adalah padang pasir, sementara Indonesia tanahnya subur, persamaannya kedua wilayah tersebut Negara kepulauan
PELAJARAN 03
SEJARAH PERJANJIAN LAMA
Pertanyaan (A) :
Mengapa waktu kronologis PL ssulit ditentukan?
Menurut teori Ussher, kapan atau tahun berapa Adam diciptakan?
Di antara pembagian jaman-jaman kronologis sejarah PL, jaman manakah yang disebut sebagai “masa gelap”? Mengapa?
Apa maksud Tuhan dengan membiarkan bangsa Israel dibuang ke negeri lain dan menjadi bangsa tawanan?
Dimanakah bangsa Yahudi dan agama Yudaisme dilahirkan?
Pertanyaan (B):
Apakah sumbangsih pengetahuan sejarah Perjanjian Lama bagi iman kepercayaan kita?
Mengapa agama Yudaime disebut sebagai agama monotheisme?
PELAJARAN 04
BUDAYA PERJANJIAN LAMA
Pertanyaan (A):
Mengapa keluarga menjadi unit utama dalam struktur masyarakat PL?
Apakah yang menjadi tanggung jawab/ tugas suami dalam keluarga Yahudi PL?
Apakah yang menjadi tanggung jawab/ tugas istri dalam keluarga Yahudi PL?
Sebutkan inti utama Ulangan 6 : 4-9 tentang tugas pendidikan rohani bagi anak-anak Yahudi?
Apakah peranan sinagoge dalam perkembangan agama Yahudi?
Pertanyaan (B) :
Bagaimanakah bangsa Israel, sebagai umat pilihan Allah, bergumul memerangi pengaruh budaya/norma/kebiasaan kafir yang ada disekitar mereka yang tidak sesuai dengan ajaran Firman Tuhan?
Pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari mempelajari system pendidikan di PL untuk kita aplikasikan dalam system pendidikan kita sekaran?