Tahun 2300, Bumi Terlalu Panas bagi Manusia
Kondisi itu memang masih lama. Namun sangat bodoh jika kita mengabaikan pemanasan global.
Rabu, 15 Desember 2010, 17:23 WIB
Muhammad Firman VIVAnews - Suhu planet Bumi terus menunjukkan tren kenaikan. Jika kenaikan sudah terlalu banyak, sebagian besar populasi manusia yang tersebar saat ini harus berpindah tempat tinggal atau mengandalkan air conditioner untuk menghindari kematian.
“Saat ini, kita punya air conditioning untuk kenyamanan. Namun jika kondisi terus seperti ini, air conditioning nantinya berfungsi untuk menyelamatkan nyawa manusia,” kata Steven Sherwood, ketua tim peneliti asal University of New South Wales di Sydney, seperti dikutip dari Discovery News, 15 Desember 2010.
Kondisi itu, kata Sherwood, memang tidak akan terjadi dalam waktu dekat. “Akan tetapi, mengabaikan potensi pemanasan global seperti yang saat ini terjadi merupakan tindakan bodoh,” ucapnya.
Sherwood menyebutkan, manusia tidak dapat bertahan hidup jika suhu kulit melampaui 35 derajat Celcius dalam jangka waktu beberapa jam nonstop. Meski banyak orang yang tinggal dan bahkan bekerja di lingkungan bersuhu di atas 45 derajat Celcius atau lebih, keringat membuat kulit mereka tetap dingin. Syaratnya, cuaca tidak terlalu lembab.
Secara teknis, manusia bisa bertahan hidup jika wet-bulb temperature di bawah 35 derajat Celcius. Sebagai informasi, wet-bulb temperature adalah temperatur yang tercatat dari termometer yang diselimuti pakaian basah dan mendapatkan ventilasi yang baik.
“Batas wet-bulb pada dasarnya merupakan titik di mana seseorang akan mengalami overheat bahkan jika mereka dalam kondisi telanjang di bawah bayangan, dalam kondisi basah, dan berdiri di depan kipas angin besar,” kata Sherwodd.
Saat ini, kata Sherwood, tidak ada satu tempat pun di Bumi yang memiliki temperatur wet-bulb lebih dari 30 derajat Celcius. Akan tetapi, jika terjadi kenaikan suhu global mencapai 11 derajat, maka akan ada banyak kawasan di Bumi yang akan memiliki temperatur wet-bulb lebih dari 35 derajat Celcius pada periode tertentu sepanjang tahun.
Menurut pemodelan iklim yang digunakan oleh tim peneliti, kawasan tersebut antara lain adalah kawasan timur Amerika Serikat, seluruh sub kontinen India, sebagian besar Australia, dan sebagian China.
Jika kondisi seperti saat ini terus berlangsung, diperkirakan, suhu bumi akan naik antara 4 sampai 7 derajat Celcius di tahun 2100 mendatang. Dan jika tren pemanasan global tidak berubah, tahun 2300 mendatang, Bumi akan terlalu panas. Tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi seluruh mamalia lain termasuk hewan.
Kondisi suhu panas sebenarnya pernah dialami Bumi sekitar 55 juta tahun yang lalu. Ketika itu, sebagian besar mamalia musnah dan hanya beberapa spesies dinosaurus saja yang berhasil bertahan hidup. (umi)
“Saat ini, kita punya air conditioning untuk kenyamanan. Namun jika kondisi terus seperti ini, air conditioning nantinya berfungsi untuk menyelamatkan nyawa manusia,” kata Steven Sherwood, ketua tim peneliti asal University of New South Wales di Sydney, seperti dikutip dari Discovery News, 15 Desember 2010.
Kondisi itu, kata Sherwood, memang tidak akan terjadi dalam waktu dekat. “Akan tetapi, mengabaikan potensi pemanasan global seperti yang saat ini terjadi merupakan tindakan bodoh,” ucapnya.
Sherwood menyebutkan, manusia tidak dapat bertahan hidup jika suhu kulit melampaui 35 derajat Celcius dalam jangka waktu beberapa jam nonstop. Meski banyak orang yang tinggal dan bahkan bekerja di lingkungan bersuhu di atas 45 derajat Celcius atau lebih, keringat membuat kulit mereka tetap dingin. Syaratnya, cuaca tidak terlalu lembab.
Secara teknis, manusia bisa bertahan hidup jika wet-bulb temperature di bawah 35 derajat Celcius. Sebagai informasi, wet-bulb temperature adalah temperatur yang tercatat dari termometer yang diselimuti pakaian basah dan mendapatkan ventilasi yang baik.
“Batas wet-bulb pada dasarnya merupakan titik di mana seseorang akan mengalami overheat bahkan jika mereka dalam kondisi telanjang di bawah bayangan, dalam kondisi basah, dan berdiri di depan kipas angin besar,” kata Sherwodd.
Saat ini, kata Sherwood, tidak ada satu tempat pun di Bumi yang memiliki temperatur wet-bulb lebih dari 30 derajat Celcius. Akan tetapi, jika terjadi kenaikan suhu global mencapai 11 derajat, maka akan ada banyak kawasan di Bumi yang akan memiliki temperatur wet-bulb lebih dari 35 derajat Celcius pada periode tertentu sepanjang tahun.
Menurut pemodelan iklim yang digunakan oleh tim peneliti, kawasan tersebut antara lain adalah kawasan timur Amerika Serikat, seluruh sub kontinen India, sebagian besar Australia, dan sebagian China.
Jika kondisi seperti saat ini terus berlangsung, diperkirakan, suhu bumi akan naik antara 4 sampai 7 derajat Celcius di tahun 2100 mendatang. Dan jika tren pemanasan global tidak berubah, tahun 2300 mendatang, Bumi akan terlalu panas. Tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi seluruh mamalia lain termasuk hewan.
Kondisi suhu panas sebenarnya pernah dialami Bumi sekitar 55 juta tahun yang lalu. Ketika itu, sebagian besar mamalia musnah dan hanya beberapa spesies dinosaurus saja yang berhasil bertahan hidup. (umi)